KEDUTAAN Besar (Kedubes) Kerajaan Arab Saudi di Jakarta, kembali didemo para pengunjukrasa yang mendesak negara yang sedang menikmati mahalnya harga minyak dunia itu, tidak tinggal di

am dan melakukan aksi nyata menghentikan kebrutalan invasi Israel ke Palestina dan Libanon.
Setelah didemo Hizbut Tahrir sehari sebelumnya, puluhan anak muda dari LS-ADI, HMI MPO Cabang Jakarta Selatan, BALFAS, ISMAD yang tergabung dalam aksi Solidaritas Untuk Libanon dan Palestina mendemo Kedubes Arab Saudi, kemarin siang.
“Seharusnya pemerintahan Arab Saudi tidak tinggal diam. Tidakkah Arab Saudi memiliki rasa malu atas sikapnya yang membiarkan muslim Palestina menderita sendirian akibat kekejaman Yahudi Israel? Padahal sebagai ‘pelayan’ kota suci Makkah dan Madinah serta tempat Islam pertama kali hadir, Arab Saudi seharusnya merespon dengan aksi nyata tuntutan umat Islam dunia yang mengutuk dan menginginkan derita muslim Palestina dan Libanon berakhir,” teriak salah seorang penjunjuk rasa dalam orasinya.
Selain menggelar orasi, puluhan pengunjukrasa itu juga membentangkan spanduk dan poster yang di antaranya bertuliskan tuntutan, “Dunia Bukan Milik Bangsa Yahudi,” “Boikot Produk-produk Pro-Zionis,” “Saudi Arabia, Seharusnya Engkau Membantu Umat Islam,” “Wahai Arab, Dimana Uhkwah Islamiyahmu.”
Di tengah unjukrasa, seorang petugas Kedubes menghampiri para pengunjukrasa untuk memberitahukan, pihak Kedubes mau berdialog dengan perwakilan pengunjukrasa.
Sesaat kemudian, koordinator aksi, Ray Rangkuti masuk ke dalam Kedubes ditemani empat orang rekannya untuk bertemu menyampaikan tuntutan kepada Kuasa Usaha Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Dr. Abdullah Qusyairy. Pihak Kedubes tidak mengizinkan wartawan meliput pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit itu.
Usai melakukan pertemuan, Ray kembali menemui para rekannya yang berunjukrasa di pintu gerbang Kedubes untuk me-nyampaikan hasil pertemuan.
“Selain menyampaikan sikap prihatin terhadap Palestina, dalam pertemuan itu kami juga mempertanyakan sikap Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya yang cuma diam menyaksikan Palestina dan Suriah diinvasi secara brutal oleh Israel,” kata Ray melalui pengeras suara kepada rekan-rekannya.
Tentang tanggapan Kedubes, jelas Ray, Dr. Qusyairy mengatakan berterimakasih karena telah diingatkan agar tidak tinggal diam dan membantu Palestina dan Libanon. Selanjutnya, jelas Ray, Qusyairy mengatakan, Kerajaan Arab Saudi telah melakukan sejumlah hal dimasa lalu untuk membantu Palestina.
“Dia bercerita panjang lebar tentang bantuan yang pernah diberikan Kerajaan Arab Saudi kepada Palestina, itu saja yang diulang-ulang dalam pertemuan tadi. Lalu saya sampaikan, saat ini Kerajaan Arab Saudi tidak melakukan tindakan nyata apa-apa untuk membantu rakyat Palestina dan Suriah yang diinvasi Israel saat ini. Kalau hanya mengutuk, semua negara Islam dunia mengutuk. Tapi Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya harus melakukan tindakan nyata, jangan hanya tinggal diam,” kata Ray.
Mendengar itu, tambah Ray, Qusyairy berjanji pemerintahannya akan melakukan langkah-langkah nyata dalam satu atau dua minggu ini untuk membantu masyarakat Palestina dan Libanon.
“jika dalam dua minggu Kerajaan Arab Saudi tidak melakukan tindakan nyata membantu Palestina dan Libanon, kami akan datang lagi dengan massa yang jauh lebih besar,” tandas Ray. RM