Upaya memposiskan dan menguatkan peran kita sebagai mahasiswa dan kader HMI adalah untuk bergerak bersama dalam melawan neoliberalisme, yang mana paham ini telah merajalela di negeri ini. Sehingga aspek sosial, budaya, ekonomi, politik telah menjadi doktrin baru bagi para penggerak dan pengambil segala kebijakan Negara dan menjadi pangkal persoalan serta penderitaan rakyat Indonesia selama puluhan tahun.
Paham neoliberalisme dan para kroninya di Indonesia telah mengkampanyekan keterlibatan dan peran besarnya dalam menentukan arah pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, dan ini menjadi penyebab keterpurukan ekonomi Indonesia dengan taktik selalu menguasai lahan-lahan penghidupan rakyat, sehingga menyebabkan bertambahnya penderitaan rakyat dan semakin ambruknya kebijakan pemerintah. Disamping itu keterpurukan ekonomi Indonesia juga disebabkan pada miss management, atau penerapan strategi pembangunan. Audrinof Chaniago dalam buku" Gagalnya Pembangunan (2001)" mengungkapkan bahwa selain karena perilaku pemimpin yang tidak accountable, akar persoalan yang menimbulkan persoalan keterpurukan ekonomi Indonesia adalah pada strategi pembangunan itu sendiri. Strategi/model pembangunan yang mengutamakan akumulasi kapital secara cepat tanpa mewaspadai potensi ancaman dari rezim modal interasi yang ternyata meluluhlantahkan perekonomian, sosial, politik Indonesia. Strategi itu berubah kehancuran, karena selain para pembuat kebijakan tidak sadar akan struktur ekonomi yang semakin rapuh, pemerintah juga sangat patuh kepada nasehat lembaga-lembaga Internasional yang mengatas namakan kepentingan ekonomi pasar bebas yang mana adalah paham kapitalisme glogal dan neoleberalisme.
Kerajaan ekonomi dunia yang dikuasai Amerika Serikat masih tetap eksis dan bertahan walaupun dengan keterbatasan sumber yang dimiliki. Karena prinsi-prinsip dan prilaku sosial, ekonomi dan politik selalu memandang manusia beserta seluruh aspek-aspeknyalah sebagai satu-satunya homo economicus dan menetapkannya sebagai model yang mendasari tindakan relasi manusia yang tentunya mengutamakan kebebasan untuk mengadakan berbagai tindakan , yang tidak dapat melihat realitas sosial.
Berbagai dampaknya adalah krisis perdamaian dunia, yang ditandai dengan peperangan antar negara. Negara-negara kecil diporak-porandakan dengan misi tertentu, agresi militer Israel terhadap Palestina dan Libanon yang ditopang oleh Negara adikuasa. Begitu pula dengan perjanjian dan kebijaksanaan ekonomi politik Indonesia yang tidak bisa lepas dari intervensi asing yang mempunyai kepentingan, memecah umat islam sehingga memunculkan kelompok-kelompok islam tertentu seperti moderat, liberal, cultural, radikal, fundamentalis dsb. Kelompok-kelompok islam yang mendukung dan mengusung ideologi liberal, kapitalis dimunculkan sebagai islam yang benar, islam yang sesungguhnya dan islam yang demokratis.
Mahasiswa dan gerakan adalah sebuah komponen yang tidak bisa dipisahkan karena disamping mahasiswa sebagai agen/elit intelektual, agen perubahan sekaligus yang mampu mengkonsepsikan bagaimana membangun gerakan perubahan bangsa dari keterpurukan dan dapat memberikan pengaruh besar terhadap problematika sosial. Kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus menjadi penggerak untuk mengimplementasikan fungsi dan peran himpunan dalam mereposisi serta menguatkan peran mahasiswa melawan neoliberalisme yang membuat kita tidak bisa tinggal diam.
Kader pejuang HMI haruslah menyadari bahwa tujuan HMI sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan harus mampu menempatkan posisinya sebagai pejuang golongan orang lemah dan menguatkan pergerakannya dalam melawan segala paham yang bernuansa liberal, yang dapat menghancurkan masyarakat dan merusak aspek-aspek sosial, budaya dan ekonbomi serta politik bangsa Indonesia. Label: AKSI HMI   |